RSS

Minggu, 22 Agustus 2010

Perlukah Pacaran Itu......???

emm....enagnya mau nulis apa ya ???
[Tiba-tiba aja aku ingat tentang sebuah kata-kata yang masih teringat ketika aku membaca novel munajat cinta 1]
,,,, kata -katanya memaparkan tentang "pacaran",yang sampai saat ini belum diketahui jelas hukumnya . Berikut cuplikannya :

Kali ini adalah dialog antara ruwayda dan raodhoh .....
.....................
"Apakah menurutmu pacaran itu perlu ?"
"Yang perlu bukan pacaranya,tetapi jatuh cinta"
"Apakah keduanya berbeda?"
"Jatuh cinta tidak harus selalu pacaran .Pacaran pun seringkali tidak memerlukan cinta. Berat bagi orang berpacaran untuk memegang tali cinta yang suci.Dan mudah bagi orang yang jatuh cinta untuk memelihara kesucian tanpa terkotori hawa nafsu"
..................

Dilain pihak tokoh yang bernama Santi menyarankan dahulu pacaran sebelum menikah dengan alasan :

1.Pacaran adalah media untuk mengenal secara baik terhadap lawan jenis
2. ....................[ orang yang tidak perpacaran disebutnya sebagai penge.... ]
" Siapa lagi kalau bukan si pengecut tatkala dia takut terhadap ujian dan godaan dalam hidup ini? Tidak berpacaran karena takut terjatuh dalam jurang kenistaan memang baik ,memang upaya pencegahan .Tapi mental orang yang demikian ini adalah mental..............
Lain halnya dengan seseorang yang berpacaran sekaligus bisa menjaga kesucian dan kehormatan dirinya .Orang yang demikian ini ibarat seseorang mahasiswi yang menghadapi ujian dan berhasil lulus dalam ujian .
..................

Kesimpulannya dalam novel ini :
Tidak menolak untuk pacaran ,tetapi mengingatkan agar berhati-hati dalam berpacaran. Godaan terlalu berat bagi jiwa-jiwa yang rapuh . Cinta menjadi kotor karena rapuhnya jiwa, dan pacaran menjadi cara melampiaskan kekotoran jiwa.

Kalau menurut aku :

Pacaran itu sendiri dibagi 2 pengertian
- Pacaran yang hanya dipakai untuk kesenangan semata, menjurus pada kemaksiatan, serta tidak memiliki tujuan yang jelas untuk kedepannya. Jelas menurutku hukumnya haram .
- Pacaran yang dimaksud untuk mengenal lebih jauh tentang calon pendamping yang kelak akan menjadi suaminya dengan dibatasi oleh syariat - syariat islam, kalau menurutku sich yang ini boleh - boleh saja yang dalam islam lebih dikenal dengan istilah Ta'aruf. Namun sebaiknya hindarilah hal-hal yang dapat menimbulkan dosa . Misalnya : pergi berdua - duaan tanpa ditemani mahram atau keluarga .

So....Bagi para remaja ,kalau kalian tidak memiliki pertahanan iman yang kuat, jiwa kalian rapuh, dan ingin menjauhi yang namanya dosa.
Ku harap kalian mau berpikir seribu kali untuk mendekati yang namanya "Pacaran "

Dan ini aku temuin secarik tulisan tentang cinta yang pernah dimuat majalah Annida

CINTA
Semua orang berhak mencintai siapapun.
Tetapi adalah hak ALLAH juga untuk ditaati syariatnya.
Cinta pada lawan jenis hanya berlaku setelah nikah.
Sebelum itu berarti kita mendua pada ALLAH.
Buat apa sich kita menyelingkuhi-Nya ?
Sedangkan cinta-Nya pada kita tak pernah ternodai oleh sesuatu kepentingan apapun.
..................
..................
Kesabaran adalah kunci jawaban untuk mengendalikannya
Cinta itu tidak dilarang namun dikendalikan .
Cinta itu diperbolehkan tumbuh jika sudah saatnya.
Karena mencintai dan dicintai memang fitrah manusia .
Semua sudah diatur sesuai porsinya ,
agar manusia bahagia hidup didunia dan akhirat

Cinta
Bila disikapi dengan benar akan melatih jiwa menjadi dewasa

Ok... sekian dlu perbincangan tentang perasaan dan cinta . Maap kalau tulisan diatas menyinggung ataupun ada kesan untuk menggurui. Aku disini hanya ingin berbagi pendapat ,pengetahuan dam wawasan.
Dan jangan lupa kasih komen ya ....

Sumber: Novel Munajat Cinta 1
Majalah Annida

0 komentar:

Posting Komentar